Gaya Hidup Sederhana sebagai Bentuk Rasa Bersyukur Gaya Hidup ala Rasulullah : Gaya Hidup Minimalis
Gambar
1.1
Rasulullah
mempunyai gaya hidup yang sangat sederhana meskipun beliau mempunyai cukup
harta untuk membeli banyak barang yang beliau inginkan. Disini kita akan
sedikit membahas tentang gaya hidup sederhana seperti yang dilakukan oleh
Rasulullah, namun seiring berkembangnya zaman mungkin cara ini dianggap kurang
relevan. Tapi sebenarnya gaya hidup minimalist yang sering kita dengar sekarang
hampir sama dengan gaya hidup Rasulullah. Sederhana itu berarti bersahaja,
tidak memperlihatkan kemewahan dan tidak berlebih-lebihan.
Hidup
sederhana adalah konsep yang menekankan kesadaran akan kebutuhan esensial
dan mengurangi kecenderungan untuk mencari kebahagiaan dalam benda-benda
material. Mungkin dizaman sekarang sedikit sulit untuk menerapkan gaya hidup
ini, hanya saja setelah kita lebih memperhatikan kebutuhan kita dan
mempertimbangkan dengan baik serta memisahkan antara kebutuhan dan keinginan
mungkin akan memudahkan kita untuk memiliki barang dengan jumlah yang cukup.
Menurut
Al-Qur'an hidup sederhana itu adalah di antara tidak berlebihan (boros)
dan tidak kikir. Dalam Surat Al-Furqan ayat 67, konsep ini diilustrasikan
dengan jelas. Hidup sederhana mengandung arti tidak terjerat dalam kerakusan
dan pemborosan yang tidak memiliki batas. “Apakah ciri-ciri orang yang hidup
sederhana ?” Menurut QS. Furqan ayat 67, ciri-ciri orang yang hidup sederhana
adalah apabilamembelanjakan harta, mereka tidak berlebihan dan tidak pula
kikir diantara keduanya secara wajar. Hidup sederhana akan memberikan
dampak positif terhadap kesehatan mental seseorang. Jika Anda memilih
untuk hidup sederhana, maka Anda tidak akan memiliki ambisi yang
berlebihan dalam mencapai atau memiliki sesuatu. Dimana hidup
sederhana akan menjadikan seseorang menjadi lebih mudah merasa cukup dan
selalu bersyukur.
Sayangnya ada sedikit kesalahan yang terjadi dalam pemahaman rasa bersyukur dan hidup sederhana ini. Dalam sebuah kutipan disebutkan Ustad Andi Rahman membuka tausiyah tentang konsep kederhanaan dalam hidup dengan menceritakan pengalaman hidupnya selama menjadi santri. Ketika beliau menjadi santri dahulu, yang tertanam dalam otaknya adalah bahwa orang Islam tidak boleh menjadi orang kaya. Doktrin yang beliau pahami, pada akhirnya menyadarkan beliau bahwa statemen tersebut adalah sebuah kesalahan. pada saat itu di kalangan santri memiliki keyakinan bahwa seorang Muslim tidak boleh menjadi orang kaya karena merupakan aib. Pernyataan tersebut di atas salah kaprah dalam memahani. Seorang muslim harus hidup sederhana, tidak boleh berlebih-lebihan bukan berarti tidak boleh menjadi orang kaya. Hal ini berdasarkan 4 premis yang diambil dari aturan dalam Al-Quran dan al-Hadits.
Gambar
2.2
Gambar
2.3
Manfaat
hidup sederhana pun dipertegas dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 272 yaitu
apapun yang kita nafkahkan untuk kepentinagn Islam dan di jalan Allah maka
kebaikan serta kebermanfaatannya akan kembali kepada diri kita sendiri. Begitu
juga dalam Al-Quran surat al-Baqarah ayat 273, bahwasannya Allah selalu
mengetahui sepak terjang hambaNya, begitu juga dengan harta yang digunakan.
Allah mengetahui diarahkan kemana harta kita. Tiga ayat di atas merupakan dalil
hidup sederhana yang menegaskan bahwa hidu sederhana lebih kepada menggunakan
dan memanfaatkan harta untuk hal-hal yang bermanfaat dan menafkahkannya di
jalan Allah. Bukan melarang Muslim untuk menjadi orang kaya. Maka dapat
disimpulkan bahwa hidup sederhana dan rasa syukur memiliki hubungan yang
erat. Gaya hidup sederhana dapat meningkatkan rasa syukur seseorang karena
mengajarkan untuk merasa cukup atas apa yang dimiliki.


.jpeg)
Komentar
Posting Komentar